Menghormati Identitas
3 Mei 2017 Tinggalkan komentar
Identitas adalah sesuatu yang bisa kita pilih, jadi sangat konyol ketika kita mempermasalahkan tentang sesuatu yang sifatnya bawaan lahir, seperti ras (dan seringkali juga agama).
Kita semua lahir dengan telanjang, lalu diajari bagaimana berpakaian, lalu pada suatu titik kita belajar untuk memilih pakaian kita sendiri. Apa ada orang yang mau dipaksa telanjang oleh orang lain?
Juga konyol ketika kita menyalahkan orang lain yang tidak berpakaian sama seperti kita, karena mereka memiliki alasannya sendiri ketika memilih pakaiannya. Memberi masukan mengenai gaya berpakaian adalah hal yang berbeda, kita tetap menyerahkan hak untuk memilih itu kepada yang kita berikan saran, bukan memukulnya kalau nggak mau nurut.
Cara kita berpakaian biasanya memang mencerminkan cara pandang kita terhadap diri sendiri di antara orang-orang lain di sekitar kita. Ada yang suka untuk tampil beda, ada juga yang berusaha untuk tampil serupa dengan kawanannya.
Namun seperti apapun yang kelihatan dari luar, gak akan pernah bisa mencerminkan 100% apa yang ada di dalam pikiran setiap orang. Kita tidak bisa menilai apa yang dipikirkan setiap orang, kecuali lewat tindakannya, apakah berguna bagi orang lain atau merugikan masyarakat.
Suatu negara hanya akan bisa berfungsi dengan baik ketika tindakan orang lah yang dinilai, bukan apa yang dikenakan oleh rakyatnya, bukan kepercayaan apa yang dianut warganya, bukan pikiran apa yang ada dalam otak mereka.
Sisanya hanyalah menyediakan pendidikan sebaik mungkin supaya warganya ikut pintar, ikut memikirkan bagaimana caranya berguna bagi orang2 di sekitarnya.