Ada Apa Dengan Film Ini?

Ini kayak gabungan AADC sama 3 Hari untuk Selamanya, dicampur sama seri Before Sunrise-Sunset-Midnight karya Richard Linklater yg ngedepanin percakapan antara dua tokoh utama utk ngebangun chemistry sekaligus gulirin alur plotnya. Gue gak punya ekspektasi apa2 sblm ntn film ini, jd gue gak kecewa ahaha. 

Adinia Wirasti tetap yg paling bersinar di mata gue 😍 Pengkarakteran keempat cewe ini kuat bgt, bahkan sampe tetep dibawa ketika mereka masing2 main di film2 lain ya 😜

Musiknya Anto Hoed itu sedapp bgt, dari jaman dulu adukan sound2 yg dia pilih utk synth, drum loops, sound gitar, sound drum dan jg orkesnya cakepp. Apalagi ditambah pukulan drum Aksan yg sound signature snarenya selalu rendah pitchnya (kemudian banyak diadaptasi oleh drummer2 angkatan selanjutnya spt Rayendra en Marco Steffiano dgn signaturenya masing2) bikin musik di film ini sedap bgt dan sukses membuyarkan imej di kepala gue akan lagu2 Melly yg formulanya itu2 aja di film2 antara AADC pertama dan AADC 2 ini. Masih ada pemilihan lirik doi yg gengges sih di lagu barunya di film ini, tp yauda lah yaa 😋 Jadi ga sabar dgn karya Potret yg baru2 lagi dgn formasi baru ini setelah lagu Gimana Caranya.

Gue jd sedikit optimis bahwa tren bikin film yg punya semangat indie akan bangkit lagi setelah munculnya AADC 2 ini, jaman2 Janji Joni, Quickie Express, Rumah Ketujuh, yg mbahas topik2 yg gak terlalu standar, dgn soundtrack2 yg juga dgn sendirinya harus gak terlalu standar bunyinya. 

Tapi apa juga sih yg disebut standar? Toh pada akhirnya memang film2 yg berhasil jd penanda suatu generasi memang gak selalu bisa ditiru oleh sineas2 lainnya, bahkan belum tentu si sineas yg bersangkutan bs mengulangi kesuksesan sebelumnya juga. Setidaknya semoga pembahasan2 segar yg gak sekadar retoris bisa makin subur bertumbuh en nular di generasi purnama selanjutnya dgn kreatifitas masing2 yaks 😇😇😇

Kudos!

Tulus

1.

Kau datang dan sebuah kisah menari di antara kata. 

Perlahan kau ayunkan cerita

tentang suatu dunia yang kuimpikan

di mana kita berdansa. 

*

Kau selalu ada dan kau bawa sebentuk cinta yang berawal

sangat sederhana, apa adanya,

namun kau tetap pancarkan

seuntai senyuman, kehangatan

yang tak pernah sirna

dalam kesunyian, dalam gelap malam,

terus kau hadirkan dalam jiwa. 

Ketulusanmu sempurna. 

2.

Tak pernah kau henti bersinar

walau tak s’lalu ‘ku berikan tawa. 

Sang waktu s’lalu melangkah tergesa

di kala kita terbuai dan tersiksa

dalam cinta yang tak bisa