Rest in Peace Jhonneysep Singarimbun

Jhonneysep adalah salah satu pemain klarinet terbaik Indonesia di generasi produktif saat ini. Ia baru saja menuntaskan perjuangan 29 tahun hidupnya kemarin Senin, 21 November 2017.

Menjadi musisi orkestra memang penuh dengan kegembiraan dan kepuasan yang tinggi setelah setiap konser, namun juga dituntut persiapan latihan bertahun-tahun untuk membentuk musikalitas di pikiran dan keterampilan jemari dan tubuh untuk menguasai instrumennya. Selain itu kini tuntutan standarisasi musisi orkestra makin membentuk kompetisi yang semakin tinggi pula demi posisi pemain yang lebih luwes dalam menguasai bahasa-bahasa musik yang berbeda, juga demi posisi principal per seksi instrumen yang membutuhkan porsi tanggung jawab dan kemampuan bekerjasama yang baik dengan musisi-musisi lainnya dalam sebuah orkestra.

Kini setidaknya ada 4 orkestra di Jakarta yang mengkhususkan diri memainkan musik klasik, dan ada kebutuhan yang semakin tinggi bagi musisi-musisi orkestra yang baru karena dalam banyak kesempatan, terutama di bulan November dan Desember, 4 orkestra ini harus saling berebut musisi-musisi terbaik karena memang belum banyak tersedia cukup banyak pemain di Jakarta.

Ada beberapa sekolah musik yang terus mencetak pemain orkestra, namun memang belum berlaku standarisasi yang merata bagi sekolah-sekolah yang berbeda ini. Untungnya orkestra-orkestra yang ada telah membentuk standar ini, yang tentunya harus diikuti oleh para pemusik yang baru ikut bergabung kemudian, entah melalui rekomendasi maupun proses audisi.

Dibutuhkan kepekaan dan musikalitas yang tinggi untuk bisa mengikuti standarisasi ini, dan Jhonneysep adalah salah satu pemain seksi tiup kayu yang sangat mampu beradaptasi dengan budaya kerja yang berbeda-beda antar orkestra, juga terbiasa untuk memfokuskan musikalitas dan keterampilannya untuk bermain maksimal.

Selain itu ia pun juga selama 2 tahun belakangan ini sedang meneliti dan mengembangkan produksi reed untuk klarinet, oboe dan saksofon dengan bahan baku tumbuhan semacam bambu yang tumbuh di kota asalnya, Pacitan. Penelitiannya sudah setengah jalan menuju diproduksinya reed lokal buatan anak negeri. Semoga ada yang bisa meneruskan perjuangan Jhonneysep di kemudian hari.

Terima kasih Jon, musikmu akan terus berkumandang!

Sepenggal Kisah Hidup

Gw baru sadari bahwa selama ini gw belum pernah nulis tentang klarinet sampe baru aja gw ketemu blog dari seorang musisi muda, Samuel Adinugraha di http://musisiclass1.blogspot.com/. Di sana ada dua artikel tentang belajar klarinet. Hmm, uda sekitar 6 tahun berlalu sejak gw pertama belajar alat musik ini tapi seinget gw memang belum pernah gw tulis satu artikel pun tentang instrumen ini. Karenanya, gw akan mulai menulis walau mungkin isinya ngga penting-penting amat, hehe.

(kayanya ini taun 2005)

Kenapa gw dulu memutuskan untuk belajar instrumen ini? Sepertinya ini adalah pengalaman menarik yang pertama yang gw awali dengan instrumen ini. Berawal dari keinginan gw untuk bisa ikut main di orkestra. Sejak SMA gw uda sangat amat  kepincut dengan ensembel yang disebut dengan orkestra ini. Terutama waktu itu sekitar tahun 1999 sebuah band metal terbesar dunia (saat itu), Metallica, berkolaborasi dengan San Francisco Symphony Orchestra memainkan lagu-lagu mereka dengan aransemen yang bener2 gokil banget oleh Michael Kamen. Michael Kamen ini sendiri adalah seorang komponis yang banyak bikin musik untuk film seperti Lethal Weapon, Robin Hood-Prince of Thieves, Don Juan, juga X-Men 1. Baca pos ini lebih lanjut