Bercahaya Walau Tanpa Purnama

Kita semua mau merasa lebih baik daripada orang2 lain yang gak termasuk dalam lingkaran pergaulan kita, makanya kita mudah menyalahkan keadaan atau orang lain ketimbang melihat ke diri sendiri apa yang bisa kita perbaiki ketika terjadi sesuatu yang buruk.

Ini pula yang mendorong kita nulis status socmed. Mungkin gue pun juga termasuk di antaranya. Tapi yah kalau memang kenyataan yang terjadi itu di luar kuasa kita, bukankah percuma kalau kita ngomel? Mending cari cara lain yang bisa bikin kita bisa jadi manusia yang lebih berguna buat diri sendiri dan masyarakat 🙏😇

Di sisi lain, mungkin banyak di antara kita yang gak lagi percaya sama politik atau hukum atau apalah karena situasi terbaru. Tapi gue percaya orang2 yang seperti ini pun juga gak akan peduli kalau hal ini terjadi pada orang lain yang bukan jadi idolanya, dan orang2 ini juga ga akan ambil pusing untuk ambil langkah aktif memperbaiki keadaan dengan terjun ke dunia politik dan hukum juga. Sekali lagi, itu juga hak mereka 🙂

Hanya alangkah indahnya ketika kita kesal akan sesuatu, kita pun mencari cara untuk bisa ikut memperbaiki keadaan tersebut, bukan hanya terus menyalahkan sistem, keadaan atau apapun kecuali diri sendiri yang sebenarnya bisa melakukan yang lebih dari sekadar mengungkapkan kesedihan dan kekesalannya. 

Selamat mencari dan selamat menjadi cahaya, bersinarlah walau tak nampak purnama!

Bunga Tidur

Selang bbrp bulan sekali (belakangan ini jadi bbrp minggu sekali), gue selalu kedapetan mimpi yang ada di ambang genre mimpi buruk (thriller atau horor) dan mimpi seru (action, drama, atau misteri-macem CSI) yang ujung2nya ada klimaks tertentu yg bikin gue terjaga dgn dada berdegup kenceng. 

Bagi gue, mimpi seperti itu nggak lagi menyeramkan, tapi merupakan petunjuk yg kuat banget. Bukan, bukan petunjuk ttg masa depan macem primbon, tapi petunjuk untuk makin mengenal kecenderungan2 pribadi gue sendiri dalam menghadapi macem2 jenis masalah. Tentang ini sebenernya Sigmund Freud uda banyak jabarin hipotesis dan teori yg lbh komplit sih. 

Sepertinya memang seperti ini mekanisme kerja otak manusia, itu sebabnya ada kecenderungan tipe mimpi yang sama, yang berhubungan dengan situasi apokaliptikal, situasi yg sejenis kehancuran dunia, yg memungkinkan banyaknya kisah dgn latar belakang yg sama, baik di buku2 (termasuk yg dianggap suci) maupun di film dan game. 

Bagi gue semuanya tentang keinginan utk mengabadikan eksistensi diri di tengah dunia yg sangat cepat berubah. Kita semua secara umum takut dgn perubahan dan takut ketinggalan. Kita semua ga ingin terlupakan oleh jaman walau kita tahu bahwa masa berlaku pulsa umur kita nggak unlimited. 

Mimpi adalah tentang harapan akan kehidupan, mimpi juga adalah tentang kekuatiran akan ketidakabadian.

Harapan

Harapan adalah sumber dari kekuatan untuk bertahan, tapi harapan juga adalah awal dari kekecewaan dan penderitaan. Dua sisi mata uang yang tak bisa hadir tanpa satu sama lainnya dalam kehidupan. Tinggal apakah kita mau membiarkan lubang itu di dalam jiwa atau mengisinya dengan penerimaan diri.

1 Agustus 2014