Celtic Room, the Happiness Room

Hari ini Forteboy Music bikin kolaborasi yang bener2 bikin hepi banget bareng Celtic Room. Mereka itu suatu grup musik yang sangat unik, gak cuma jenis musiknya dan alat2 musiknya yang dimainin, tapi anggotanya bisa siapa aja karena mereka ini berbasis komunitas. Sangat inklusif dan siapapun yang tertarik ikut main tinggal dateng aja bawa instrumennya.

Celtic Room ini dimotori oleh Rio Herwindo. Dia ini pemain biola yang gue kenal uda hampir 1 dekade, dan selama sekitar 5-6 tahun belakangan ini dia mendalami musik India dan Irlandia dengan biolanya. Cengkok2 dan nafas musik rakyat di dua budaya ini uda dia selami dengan serius dan dia sendiri uda bikin lumayan banyak komposisi baru dengan gaya musik yang eklektik, terinspirasi warna-warna budaya yang beragam!

Nah, spirit seperti itu yang nular ke komunitas temen2nya, terutama di Celtic Room. Hampir semua anggota inti Celtic Room ini bisa main lebih dari 2 alat musik! Semuanya alat akustik dan mereka bisa main di mana pun, termasuk kalo gak ada sound system, namun tetap selalu meninggalkan senyuman di pendengarnya!

Kebahagiaan dan ketulusan mereka bener2 tersalurkan tanpa filter ke penonton maupun ke semua pemain yang ikut ngejam sama mereka. Ini yang bikin mereka ini sangat spesial. Dan akibatnya, mereka memiliki gravitasi yang sangat kuat untuk menarik semakin banyak lagi teman2 baru dan musisi2 yang sama-sama punya ketertarikan akan percampuran budaya seperti yang mereka lakukan dalam musiknya.

Pada akhirnya, apa yang mereka lakukan dan bagikan adalah hal utama yang membuat kita suka musik: kebahagiaan. Kita pengen dengerin dan nonton pertunjukan musik karena kita pengen merasakan kebahagiaan itu. Kita seneng liat orang yang main musik, ya karena itu bikin kita seneng. Kita jadi penasaran dan pengen nyoba main alat musik karena kita pengen rasain kesenangannya. Kita enjoy sesuatu karena sesuatu itu bikin kita joyful. Sesederhana itu 😊

Gue selalu nambah temen baru setiap kali gue dateng ke pertunjukan musik mereka, baik yang profesinya memang musisi maupun musisi hobi, semuanya passionate banget akan musik! Lewat Rio, gue jadi kenal Stella, pemain piano, concertina (semacam akordeon kecil dari Inggris), bodhran (perkusi Irlandia), yang sekaligus ahli angklung(!). Lalu ada lagi Dedi yang main biola, viola, cello, juga tin whistle (suling Irlandia yg dimainin Andrea Corr itu loh). Ada Kahfi yang jago buanget main tabla (perkusi India) di jenis musik apapun. Ada Rivelino, penggila Radiohead yang asik banget main akordeon dan Uillean Pipes (semacam bagpipe dari Irlandia), dia juga seorang komposer yang juga entah mainin berapa banyak instrumen lainnya lagi. Ada Patrick, Billy, Cesar, Mas Arief yang sering main gitar dan banjo bareng mereka. Ada Bang Markus seorang etnomusikolog yang bisa mainin puluhan sampai ratusan alat tiup dari penjuru2 Nusantara juga Cina dan Indian Amerika, pada saat bersamaan dia juga ngulik banget alat petik Batak dan Kalimantan.

Kembali ke kolaborasi sore tadi dengan mereka. Gue selalu memendam keinginan untuk ajak mereka main salah satu lagu yang gue tulis, judulnya "Home is Where the Heart is". Dan impian ini terwujud tadi sore. Lagu ini terinspirasi banget oleh musik Irlandia, terutama gue tulis sepulang dari nonton The Hobbits episode 1, di mana para Dwarves nyanyi lagu "Far Over the Misty Mountains" di adegan penutupnya. Lagu ini udah pernah gue rekam dgn versi instrumental (ada di http://bit.ly/2vNU6X9), juga versi dengan vokal, yang liriknya gue tulis bareng Boy Marpaung dan Clarasia Kiky (belum gue publikasi di mana2 hehe). Asik banget gabungin string section dengan akordeon, suling Batak, Bodhran dan Tabla yang mereka mainin, lalu amat sangat dipercantik oleh merdunya nyanyian Marini Nainggolan yang sangat jernih!

Beberapa tahun lalu Rio sempat merekam lagu instrumentalnya yang berjudul "Song for V" di studio lama gue di Kelapa Gading. Saat itulah gue ketemu dengan Kahfi dan tablanya, dan saat itu Rio main biola dan mandolin di lagunya yang kental dengan warna musik India itu. Gue pikir, asik banget kalau gue bisa garap aransemen untuk lagu ini. Ternyata Rio punya lagu lain yang lebih cocok berdampingan dengan lagu Home tadi, yaitu "All You Need is Love" yang sangat syahdu. Dia tunjukin lagunya dan gue seketika langsung jatuh cinta! Semua temen yang gue tunjukin lagu ini pun juga sekali denger langsung suka banget sama lagu ini!

Akibatnya, gak sulit sama sekali buat gue nyari ide aransemennya. Lagu ini bener2 langsung memancing inspirasi ketika gue nulis not demi not dalam aransemennya. Gue tambahin bagian2 yang bisa makin mengentalkan warna Indianya, tapi sekaligus gue bisa kepikir harmoni, counter-melody dan ritme2 yang bisa makin ngeluarin sisi syahdunya lagu ini.

Gue hepi banget karena Dika Chasmala dan Billy Aryo pun juga mau ikut main di string section rekaman hari ini, karena gue jadi tau bahwa gue bisa kasi mereka aransemen yang lumayan menantang tanpa ada kekuatiran apapun 😁

Lalu sebagai penutup, gue ngajak temen2 Celtic Room untuk ngejam bareng lagu folk Irlandia. Rio pilih lagu "Party on Third Class", yang muncul di film Titanic (Leo diCaprio masih semuda Justin Bieber!). Nah, di sesi yang terakhir inilah semua musisi main dengan sangat lepas, termasuk temen2 Celtic Room yang sering ngejam bareng mereka (yang belum ikutan main di 2 lagu sebelumnya tadi). Bener2 kerasa enjoyment dalam bermusik bareng mereka ini, gak ada judgement, gak ada asumsi, gak ada eksklusivitas, semua emosi yang terbentuk hanyalah JOY!

Akhirnya semua pulang dengan membawa senyum bahagia dan kerut sisa tawa lepas, sambil kami menyampaikan sampai jumpa kembali kepada Rio dan Stella, dengan segala harap akan kebahagiaan bagi mereka di Bali nanti.

Tenkyu berats juga buat Aria Prayogi yang uda jadi juru rekam audio dan sekaligus ikut main sitar elektrik di lagu "All You Need is Love", juga Abrian yang mengabadikan momen spesial bersama Celtic Room tadi sore di kantor Anatman Pictures!

Video akan dirilis di Youtube channel Forteboy Music segera! (Nunggu giliran video2 lain yang uda kami rekam bulan lalu dulu yaa 😁)

On Moving On

There might be someone worth not moving on from anyway. As much as you hate it, there’s even more peace to it to battle this world with. 
Not everyone is lucky enough to find it, and not everyone feels lucky enough to keep it. Beauty lies in the eye of the beholder. If we can see it through, then we’d better make it come true!

A wise man once said that we are forever bound to what we tamed. I would say that we are bound to what makes us tamed. And then, everything else would hold no meaning at all because we know what/who makes us happy just by becoming who we are. 

That is how to feel with the heart, those invisible things unseen to the eyes 🙂

I hope we find our own pieces of happiness every single day