25 Desember 2015

  
Gak masalah hari raya/liburan apapun yg bisa bikin keluarga kita makin erat dan bs makin dukung satu sama lain, ga masalah perbedaan cara pandang apapun yg kita punya dgn mereka, uda jadi tanggung jawab kita untuk ngejagain apapun yg kita miliki yg bukan berupa harta benda. Itulah intinya menjadi manusia, setidaknya bagi gue pribadi ya 🙂

Sepanjang usia kita yg terbatas di dunia ini, kita cuma bisa melakukan sekian banyak hal untuk orang2 yg kita sayangi. Setiap orang harus membayar harga untuk apapun, entah dengan waktu, uang, tenaga, pikiran, apapun. Ada harga yg harus dibayar utk ketentraman hati, ada juga harga yg harus dibayar untuk kebebasan. 

Gue gak ingin merayakan sesuatu hanya karena ada tanggal merah di kalender atau karena ada tradisi atau makna yg turun-temurun diwariskan aja. Pasti ada sesuatu yg lebih dari itu. Bisa hidup di dunia aja uda sangat patut untuk dirayakan dan disyukuri, ga peduli seberapa sulit atau mudahnya hidup ini perlu dijalani. 

Namun gue yakin bahwa hidup yang patut direnungin adalah hidup yang pantas dijalani. Semoga kita menikmati liburan ini dan menjadi makin hidup setelahnya. Happy holidays!

Mengeluh

Gue mengurangi komplen ttg orang lain karena beberapa hal. 

Pertama, karena gue sendiri sadar bahwa gue sendiri pun gak sempurna. Jadi daripada komplen mending gue berusaha membuat diri lebih baik dan gak menggantungkan kebahagiaan gue pada orang lain yang pasti juga menginginkan kebahagiaannya sendiri. 
Kedua, karena gue gak pengen cape mikirin kenapa orang gak berbuat seperti harapan gue. Selain itu, dengan mengharapkan orang seideal apa yg kita bayangkan, berarti kita ngga menerima mereka apa adanya. Bukankah harapan adalah awal dari penderitaan, seperti kata Buddha?

Namun memang gak sesederhana itu. Ketika gue mengurangi jumlah keluhan kepada orang lain, ternyata gue gak membantu mereka menjadi orang yang lebih baik walau itu cuma sebatas dari apa yang bisa gue lihat dari sudut pandang gue doang. Selain itu, orang tetap akan menyampaikan keluhannya terhadap gue, ga peduli gue mau anggap kata2 itu patut didengerin maupun engga. Tentunya keluhan orang2 terdekat akan lebih gue dengerin dan keluhan orang2 yang gak relevan dgn pandangan hidup gue akan gue cuekin tanpa gue memendam kekesalan karena ya itu tadi, gue maklum bahwa setiap orang memiliki cara hidupnya sendiri. 

Jadi pelajaran apa yang gue petik? Dengan gue berusaha untuk mengurangi mengeluh terhadap orang lain engga akan membuat orang lain pun mengurangi keluhannya terhadap kita, itu pasti dan fakta ini pun harus gue terima supaya gue bisa lebih bahagia lagi menjalani hidup. Selain itu, cara orang menunjukkan perhatian memang berbeda-beda. Ketika kita benar-benar peduli terhadap seseorang, kita ingin supaya orang itu bisa menjalani kehidupan dengan lebih positif (dalam hal apapun itu), dan teguran adalah salah satu cara untuk melakukan itu. 

Berarti gue ga bisa benar2 meninggalkan cara ini ketika gue ingin menunjukkan perhatian kepada orang2 yg berarti bagi gue, terlepas dari apakah mereka bisa menerima itu dengan mudah atau sulit.