Ekspresi, Inspirasi

Semua yang kita lakukan adalah ekspresi dari apa yang kita rasakan dari segala informasi yang kita tangkap. Bentuk ekspresinya bisa macem-macem dan gak terhingga, bisa berupa karya seni ataupun sesimpel cara dandan. Bisa juga berupa masakan atau sekumpulan tanaman di kebun yang kita rawat. Kalo gue bisa ngegambar atau ngelukis, mungkin juga akan gue lakukan walau pasti hasilnya hanya akan disimpan sendiri, begitu pula kalo gue bisa bernyanyi (tapi nyatanya kagak).

Mungkin ada orang2 yang gak menganggap mengekspresikan dirinya itu sepenting itu, tapi setidaknya bagi sebagian orang lainnya ekspresi ini tinggi sekali urgensinya supaya bisa mempertahankan tingkat kewarasan tertentu. Ya, seperti gue inilah salah satu contohnya.

Memang masing2 dari kita suatu saat akan mencapai momen di mana kita sanggup menyadari kapan bisa leluasa mengekspresikan diri, juga kapan ekspresi itu kurang diharapkan oleh sekitar. Namun selama bentuk ekspresi itu tidak merugikan orang lain, bahkan sebaliknya bisa mengakibatkan pertanyaan2 baru dan memberi inspirasi positif, kenapa menahan diri dengan kekuatiran?

Impresi dan ekspresi akan selalu silih berganti membuat hidup kita makin terasa lebih berarti. Dan tiap orang yang memiliki alasan di balik segala pikiran dan tindakannya telah membantu dirinya sendiri untuk berjalan ke suatu arah, walaupun arah itu bukanlah suatu harga mati, karena kita pun akan terus terinspirasi.

Mirip dengan arti kata respirasi, yaitu pernafasan, “to inspire” juga mengandung arti menghirup nafas. Setiap nafas yang kita hirup akan disusul oleh hembusan keluar dan demikian seterusnya. Begitu pula dengan inspirasi, kita harus terus menghirup ke dalam dan menghembuskannya ke luar supaya bisa terus hidup.

Met sore dan selamat menikmati hidupmu!

23 Juni 2014