Tentang Rasisme 2016
10 November 2016 Tinggalkan komentar
Sedih bgt baca kisah2 rasis di UK setelah Brexit dan di US stlh pemilunya. Sosok Trump seakan melegitimasi orang2 yang butuh pengakuan dengan cara merendahkan orang2 yg dianggap “outsider”. Ternyata di abad ke-21 ini hal2 seperti itu masih berlaku bgt dijadikan ukuran banyak orang untuk membuat dirinya merasa lebih baik, lebih pantas, lebih segalanya dibanding yang lain.
Memang sejatinya kita lebih mudah menyalahkan orang lain atas kekurangan2 diri kita sendiri. Ketika kita merasa gak ada yang salah atau kurang dari hidup kita, kita cenderung untuk gak nyari2 kambing hitam di diri orang lain. Tapi ketika kita gak hepi dengan kondisi kita, kita enggan untuk introspeksi dan membuat perubahan2 internal dari kebiasaan2 kita sendiri. Makanya isu2 SARA di mana pun sangat mudah untuk jadi populer, dan setelahnya kita sangat mudah digiring untuk kepentingan2 politik (dan ekonomi) segelintir orang tertentu.
Namun sampai kapan kita mau terus diperalat dan dipecah-belah, kapan kita mau benar2 memegang kendali atas nasib kita sendiri, dan kapan kita bisa bahu-membahu memperbaiki dunia dengan orang2 yang berbeda dengan kita?
Setiap masyarakat akan mendapatkan pemimpin yang pantas baginya, ketika kita hanya diam saat ketidakadilan terjadi, maka sudah sepantasnya kita terus-menerus ditindas oleh pemimpin. Sebaliknya ketika kita sadar akan hak dan kewajiban kita, akan tanggung jawab dan kemampuan memperbaiki nasib diri sendiri, kita akan mendapatkan pemimpin yang sanggup membawa kita ke peradaban yang lebih tinggi.
Ini era informasi, dan inilah saat yang paling tepat bagi setiap manusia untuk berani bersuara dan bertindak lebih bagi kemajuan dirinya sendiri, sebisa mungkin tanpa merendahkan orang lain yang juga berusaha memperbaiki nasibnya. Inilah saat yang terbaik untuk memelihara dialog yang beradab supaya kita makin bisa saling mengerti satu dengan lainnya.
Apakah kita bisa mencapai tahap berikutnya dalam kemanusiaan kita? Itu juga pertanyaan besar bagi diri gue sendiri.
Selamat malam,
Andreas Arianto