Teguh/Teduh

Setiap orang butuh membuang sampah emosi sama seperti kita butuh ke toilet setiap hari, karena itu bisa menjadi racun kalau disimpan terus-menerus.

Media sosial mungkin bukan sarana yang benar-benar efektif karena kita belum tentu nyaman menunjukkan sisi-sisi terburuk kita di hadapan audiens yang tak bisa kita saring. Akan selalu ada sisi kepribadian yang bisa kita buka lebar-lebar ke hadapan dunia dan ada sisi yang lebih privat, lebih dalam dan mungkin lebih gelap yang hanya bisa kita buka kepada orang-orang tertentu. Memang ada fitur Close Friends Only, namun curhat kepada orang-orang terdekat yang bisa dipercaya lebih efektif.

Memiliki orang-orang terdekat seperti ini bisa jadi merupakan kemewahan bagi banyak orang, gak semua dari kita memilikinya. Gak semua dari kita memiliki orang yang bisa tetap memaklumi dan menyayangi kita apa adanya, dan memang gak satu orang pun sebenarnya punya kewajiban itu.

Karenanya kalau kita memiliki teman dan keluarga yang seperti ini, jaga mereka baik-baik, jangan kecewakan atau sakiti mereka dengan sengaja, karena merekalah orang-orang yang mampu menyelamatkan kita. Semoga kita pun juga merasa bertanggung jawab untuk bisa menyelamatkan mereka. •

Memang kita gak akan bisa mengontrol seluruh perasaan mereka, apakah mereka tersakiti oleh satu pun tindakan/ucapan kita, namun setidaknya jangan pernah sakiti mereka dengan sengaja, supaya kepercayaan yang dibangun bisa selalu menjadi pelindung jiwa kita dan mereka.

Gue beruntung memiliki orang-orang yang menyayangi gue tanpa syarat. Dan sebagai gantinya gue berusaha selalu ada bagi mereka ataupun bagi teman-teman lain yang belum terlalu dekat hubungannya. Pay it forward!

Kedamaian ternyata harus selalu diupayakan lewat peperangan yang kuat melawan diri kita sendiri. Bila kita menyayangi orang lain, semoga kita bisa mengalahkan ego kita sendiri supaya bisa terus menyayangi mereka. Untuk hal ini pun gue masih terus belajar caranya.

Dan untuk semua ini gue berterima kasih kepada kalian, yang menopang gue supaya bisa terus bertumbuh, seteguh dan seteduh pohon 🙂

[keteduhan]

Pohon ini adalah pohon yang ada di tengah-tengah RS Carolus, tempat mendiang Mama dirawat hingga garis akhir pertandingan hidupnya. Ketika itu ada rasa pasrah yang luar biasa, dan gue gak yakin apakah gue harus merasa sedih atau kuatir atau apa lagi dengan kondisi beliau yang sudah semakin jarang membuka kelopak matanya.

Sampai suatu pagi setelah terlelap beberapa jam di sana, gue melihat pohon besar ini, begitu anggun sekaligus kokoh berdiri di tengah taman rumah sakit. Seketika kantuk gue sirna dan berganti dengan keteduhan yang mengisi seluruh relung, menggantikan rasa sesak yang tadinya memenuhi dada.

Gue sama sekali bukan orang yang religius, namun sisi spiritual gue terasa mereguk embun segar yang singkirkan dahaga gue akan arti dari semua yang keluarga kami hadapi saat itu. Mama juga bukan orang paling berjiwa besar di muka Bumi ini, namun gue bisa merasakan keteguhannya dalam mengesampingkan banyak cita-cita hidupnya demi masa depan gue dan abang gue.

Sama seperti pohon ini yang entah bibitnya berawal dari daerah mana, gak lagi mempersoalkan di mana ia seharusnya bertumbuh, namun ia memberikan kehidupan gak hanya bagi aneka organisme di taman itu, tapi juga meneduhkan jiwa setiap keluarga pasien yang dirawat di sana.

Semoga gue bisa mendedikasikan hidup gue untuk sesuatu yang jauh lebih besar dari diri gue sendiri, berikan keteduhan bagi siapapun yang datang dan menyapa jiwa mereka dengan kedamaian.

Selamat Idul Adha bagi kawan-kawan yang merayakan, semua pengorbanan yang kita berikan gak pernah sia-sia karena itu memberikan sedikit demi sedikit makna bagi hidup kita dan bagi hidup orang-orang yang kita sayangi ♥️